Rabu, 19 Maret 2008

Permenungan

Permenungan
(Seberapa besar kah salib yang kita pikul ??)

Jari- jari merayap dalam celah penderitaan
Ketika luka meradang,
cucuran airmata meski tidak pernah mendapat jawab
Allah allah di manakah engkau ???
Seakan beban ini tak pernah ada hentinya

Camar – camar duniawi elok bagai warna – warni bunga, tuk di sentuh
Iman tak serupa dengan kata hati,
Kata terbesit selalu keinginan gelap

Ketika salib sudah tak ada makna
Ketika symbol hancur luluh dalam keangkuhan
Apakah masih ada artinya ???
Gelap gelap dan gelap
Semua gelap dalam lembah lembah kegelapan
Membentang hamparan luas kosong tak berisi,
dan keruh dalam genangan sungai dosa

Tetes embun panggilan surga dalam kehangatan
Seperti tangis bayi yang baru lahir menjadi pratanda adanya kehidupan
Langkah gontai memikul salib setiap tetesan darah-Nya
menghapuskan setiap dosa yang percaya akan kedatangan-Nya
Ingat kah kita selalu dengan penderitaan,???
wafat dan kebangkitan-Nya Sang maut dan iblis di taklukan,
dengan kerendahaan-Nya ia menampakan sebagai seorang manusia
jiwa -jiwa yang rapuh Ia kuatkan,
jiwa- jiwa yang kering Ia sejukan
lembah gelap ia terangi dengan api kemuliaan-Nya
Jiwa – jiwa yang kosong ia pulihkan

Jari jari merayap dalam celah penderitaan
Ketika luka merandang, ketika duka tak kunjung padam
Ketika keangkuhan tak terbendung oleh kerendahan hati
seberapa besarkah salib yang kita pikul ???





Sigit
18 maret 2008